Dr. H. Rumadi, SE.,
SH., M.Hum
PEMBANTU LETNAN SATU
NRP 557662
Akhir-akhir ini seringkali
kita mendengar kata transformasi, kata
ini seakan menjadi trend baru di kalangan militer bersanding dengan kata
reformasi yang sudah lama beredar sebelumnya terutama semenjak runtuhnya orde
baru. Orang sering tidak mengerti dengan benar arti sebenarnya dari kedua
istilah itu meski telah sering mendengarnya bahkan mengucapkannya. Bagi
kebanyakan kita kedua istilah itu hanyalah berkaitan dengan perubahan (yang
besar). Padahal implikasi dan konsekwensi dari komitmen terhadap transformasi
misalnya, sungguh sangat besar dan tidak main-main. Transformasi mengandung makna perpindahan, dari bentuk yang
satu ke bentuk yang lain yang melampaui perubahan rupa fisik luar saja.
Perubahan yang terjadi ini
meliputi berbagai aspek dalam suatu organisasi, seperti juga pada sebuah
organisasi militer TNI AD dimana perubahan yang terjadi merupakan perubahan
transformasional pada sebuah organisasi didefinisikan sebagai proses perubahan
yang besifat mendasar, strategik dan menyeluruh.
Kepemimpinan merupakan salah satu aspek dalam proses transformasi TNI
AD, dimana Kepemimpinan transformasional
ini bisa lebih baik dibandingkan kepemimpinan situasional, karena sang
pemimpin berusaha untuk mentransformasikan tujuan - tujuan pribadinya kepada
tujuan yang lebih tinggi, lebih jauh ke depan, yaitu tujuan kelompok yang lebih
luas, bersifat nasional, bahkan global.
Seorang pemimpin militer dengan Kepemimpinan
Transformasional akan selalu mengkomunikasikan visi yang memberi inspirasi dan
mendorong (memotivasi) para pengikut untuk mencapai hal-hal yang bersifat lebih
luas, tinggi, dan bahkan luar biasa. Para pemimpin dalam kepemimpinan ini
memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mengatur anggota dan sistemnya
sedemikian rupa sehingga semua anggota memiliki integritas tinggi terhadap visi
dan misi organisasi. Ciri khas dari Kepemimpinan Transformasional adalah bahwa
pemimpin sangat memperhatikan kepedulian dan pengembangan para anggotanya, dia
mengubah cara berfikir mereka yang dipimpinnya dengan membantu mereka untuk
melihat hal-hal yang lama dengan cara pandang yang baru (out of the box). Pemimpin ini mampu membuat anggota terpesona,
bersemangat, dan terinspirasi sehingga mereka semakin bersemangat untuk
mencapai sasaran (visi) yang telah ditetapkan bersama. Selain itu, Pemimpin
Transformasional mampu membuat visi organisasi menjadi jelas dan lebih mudah
dimengerti sehingga menjadi visi bersama setiap anggota, artinya setiap anggota
menganggap visi organisasi adalah visinya sendiri. Untuk itulah setiap pemimpin
dalam TNI AD harus mampu mewujudkan Kepemimpinan transformasional agar
organisasi dan personel yang dipimpinnya memiliki profesionalitas yang tinggi
Menjadi
pemimpin
militer yang efektif dalam memimpin
Seakan sudah mendarah daging bahwa gaya
kepemimpinan seorang tentara pada umumnya cenderung keras, dan otoriter, tidak
tergantung suasana dan waktu. Namun seiring perjalanan waktu dimasa reformasi
ini Gaya kepemimpinan Militer mulai agak berbeda. Seorang komandan dalam
memimpin anak buahnya telah banyak yang lebih mementingkan prinsip
kedisiplinan. Namun, bukan berarti gaya
kepemimpinan yang partisipatif ini berlaku pada semua situasi dan kondisi. Ada
kalanya seorang pemimpin perlu menerapkan gaya kepemimpinan otoriter terhadap
anak buahnya, terutama terhadap bawahan yang bandel. Berdasarkan teori kepemimpinan sifat (Trait Theory), kepemimpinan model
situasional dianggap memenuhi persyaratan sebagai ciri pemimpin yang efektif.
Namun hal ini harus ditunjang dengan tingkat kepercayaan diri tinggi, ramah,
dapat dipercaya, humoris, antusias dalam mengerjakan segala sesuatunya, dan
yang paling menonjol adalah memiliki kecerdasan emosional yang baik.
Memiliki
antusiasme dan Motivasi dalam setiap jabatan
Seorang pemimpin militer harus selalu
memiliki antusiasme di setiap jabatan yang ditampuknya. Bukannya malah patah semangat karena
jabatannya diturunkan grade nya,
tetapi harus malah menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi. Jika dianalisis menurut empat karakter yang
harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan
kedewasaannya seorang pemimpin militer diharapkan mampu mengendalikan emosinya,
dalam menghadapi persepsi negatif orang lain.
Pemimpin militer juga harus mempunya motivasi yang mumpuni, sehingga
mampu mengerjakan pekerjaannya lebih baik dan lebih cepat.
Peduli
atas perkembangan generasi berikutnya
Bentuk kepemimpinan
transformasional ini bisa dilihat dalam setiap
kesempatan
yang ada pemimpin selalu menceritakan segala pengalaman
yang pernah dilaluinya kepada para perwira muda, agar bisa mengambil hikmah
manfaatnya. Pemimpin militer yang
tangguh akan merasa sayang sekali apabila
pengalaman-pengalaman yang baik tidak diteruskan untuk dijadikan pelajaran bagi
generasi berikut. Pemimpin militer juga
dituntut mampu mengubah atau mentransformasikan segala
kepentingan pribadinya, demi kepentingan negara yang lebih besar setia memberi inspirasi dan mendorong (memotivasi) generasi penerusnya
untuk mencapai hal-hal yang bersifat lebih luas, tinggi, dan bahkan luar biasa. memperhatikan perkembangan
generasi penerusnya.
Perubahan gaya kepemimpinan dalam TNI AD atau
proses transformasi ini didukung oleh Disertasi penulis dengan judul Gaya Kepemimpinan Militer Dalam Menegakkan
Disiplin Tentara Nasional Indonesia (Studi Perilaku Sosial di Ajudan Jenderal Kodam V/Brawijaya)
dimana proses transformasi ini tidak terlepas dari perilaku pemimpin serta
adanya faktor pendukung adanya aturan yang berlaku dan Sumber daya yang ada.
Hal ini terlihat dari beberapa temuan mengenai
karakteristik seorang pemimpin TNI yang selalu ber berorientasi pada kepentingan anggotanya, Karakteristik kepemimpinan jujur, mempunyai
visi, mampu bertindak sebagai inspirator menjalankan tugas organisasi secara
efektif dan efisien, Pengambilan
keputusan mempertimbangkan saran-saran dari bawahannya serta Kepemimpinan yang demokratis secara konsisten
dan bertanggung jawab diorganisasinya. Selain itu dalam perilaku kepemimpinan terkait dengan transformasi
kepemimpinan juga tercakup dalam proposisi mayor penelitian yang menyatakan “Gaya kepemimpinan militer di dasarkan
atas karakter, strategi, komitmen serta loyalitas yang ditunjang oleh faktor
internal dan eksternal dalam menegakkan disiplin dilingkungan kerjanya”
Kepemimpinan
dan Profesionalitas TNI
Komitmen TNI untuk melaksanakan reformasi
adalah tekad dan kemauan politik TNI yang ditujukan untuk mewujudkan tentara
profesional dalam memerankan diri sebagai alat negara di bidang pertahanan
negara. Untuk itu diharapkan TNI menjadi profesional, dan memiliki komitmen
untuk menjauhkan diri dari politik praktis, serta berada di bawah kekuasaan
pemerintah yang dipilih rakyat secara konstitusional dan demokratis. Mengingat
begitu besarnya peran Kepemimpinan TNI dalam menentukan dan mengarahkan
kesatuan demi tercapainya suatu keberhasilan, diperlukan adanya integritas yang
kuat/mantap bagi seorang Pemimpin TNI dalam aspek moral, etika dan
kepribadiannya.
Hal yang menyebabkan perilaku seorang
Pemimpin TNI dapat menimbulkan citra yang disandangnya antara lain:
Mempunyai moralitas tinggi dalam memimpin, komandan
yang memiliki moral baik dalam pelaksanaan tugas, mampu bertanggung jawab
terhadap setiap amanat jabatan yang diberikan kepadanya. Dengan moralitas yang
baik maka diharapkan mampu mempercepat proses reformasi TNI dan lingkungan sosialnya
dengan menghindari terjadinya pelanggaran HAM serta terhindar dari Kolusi,
Korupsi dan Nepotisme (KKN) yang selalu menjadi sorotan publik
Memiliki Etika yang baik, Pemimpin TNI AD dalam
pelaksanaan tugas di lapangan harus dapat menempatkan diri sesuai dengan
standar perilaku yang dianggap benar oleh masyarakat setempat khususnya
menyangkut hal-hal yang sensitif yaitu keyakinan/kepercayaan. Maka dalam setiap
pengambilan keputusan harus memperhatikan aturan yang berlaku di kalangan
masyarakat, sehingga tidak melanggar norma-norma ataupun kaidah-kaidah hidup
masyarakat setempat. Hal tersebut sangatlah penting guna menghindari terjadinya
friksi atau gesekan yang disebabkan kesalahan dalam penempatan etika yang
berlaku di wilayah tersebut.
Berkepribadian tangguh, Pemimpin TNI AU harus
memiliki kepribadian yang mantap, dapat mengendalikan tingkat emosional,
perasaan, sifat, perangai, tabiat, karakter secara stabil dalam melaksanakan
setiap penugasan. Kepribadian tersebut digali dari semangat perjuangan dari
para pendahulu TNI yang dengan niat tulus berbhakti kepada bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Akhir kata Transformasi
Kepemimpinan TNI AD mengharapkan seorang figur pemimpin yang dapat
mentransformasikan peran kepemimpinannya pada perkembangan organisasi dan
masyarakat. Para Pemimpin TNI AD mampu memahami pentingnya kepribadian yang
mantap sebagai modal dasar kepemimpinan begitupun dengan pembekalan diri dengan
kemampuan mengendalikan pembawaan sifat dan perilaku yang sejalan dengan
perkembangan jaman serta kemampuan yang memadai untuk dapat mengelola satuannya
secara lebih efektif dan efisien sesuai dengan tugas pokok satuannya. Pemimpin
TNI AD harus ikut aktif dalam memahami, mengamalkan dan mempertahankan ideologi
negara Pancasila. Mengembangkan rasa jiwa nilai kejuangan dengan mengembangkan
nilai-nilai demokrasi. Mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa yang positif
dengan tetap membuka diri dari nilai-nilai baru yang hidup dan berkembang dalam
peradaban dunia modern serta mengembangkan kepemimpinan TNI sesuai dengan
karakter moral yang kuat dalam pembangunan pertahanan dan keamanan nasional.
Peran transformasi
kepemimpinan TNI AD diharapkan memiliki motivasi yang kuat serta mampu
memberikan motivasi kepada anak buahnya. Motivasi atau dorongan kerja ini
adalah kemauan kerja yang timbul karena adanya dorongan dari dalam pribadi yang
bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan dan kebutuhan pribadi,
pengaruh lingkungan fisik, dan pengaruh lingkungan sosial dimana kekuatannya
tergantung pada proses pengintegrasian tersebut, sehingga dengan secara sadar
berperilaku sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga Tuntutan TNI
untuk profesional adalah keniscayaan. Tantangan kepemimpinan TNI saat ini
adalah membangun TNI yang profesional, yaitu ahli di bidangnya, disiplin,
bertanggung jawab, dan berjiwa korsa yang tepat akan dapat diwujudkan. Selain
itu Untuk benar-benar menjadi tentara profesional, TNI harus membayar mahal
dengan melepaskan keinginannya berpolitik praktis dan seluruh aset bisnisnya.
Seluruh pembiayaan aktivitas TNI diambilkan dari APBN. Sehingga janganlah
dianggap penghapusan bisnis TNI merupakan langkah demiliterisasi oleh kalangan
sipil. Dibutuhkan figur pemimpin yang mampu mentransformasikan gaya memimpinnya
sehingga kesemuanya itu akan mampu mengarahkan TNI untuk menjadi tentara
profesional serta bebas dari politik praktis dan bisnis, serta menjadikan TNI
tentara yang disegani militer negara lain.
Demikian sedikit ilmu yang dapat
saya amalkan barang kali bisa menambah wawasan khususnya prajurit TNI dan tidak
ada salahnya untuk terus menggali pengetahuan dari siapapun sehingga kita
selalu memiliki pembanding dalam menimba ilmu.
Ada istilah ”diatas langit ada
langit” begitupun dalam belajar jangan bosan dan malas sesibuk apapun maka
ambillah apa yang baik dari tulisan ini dan abaikan bagian yang tidak baik agar
kita senantiasa kaya dengan ilmu-ilmu yang baik dan benar.
Akhir kata semoga karya sekecil
apapun kerja kita dengan apa yang kita miliki dan di manapun kita berada,
semoga Allah SWT. Senantiasa memberikan jalan terbaik kepada kita dalam
mengabdikan diri sebagai prajurit TNI AD.
Dr. H. Rumadi, SE., SH., M.Hum
Pembantu Letnan Satu
NRP 557662
No comments:
Post a Comment