Saturday, September 6, 2014

TRANSFORMASI DALAM KEPEMIMPINAN TNI AD DAN PROFESIONALITAS PRAJURIT





Oleh:

Dr. H. Rumadi, SE., SH., M.Hum

PEMBANTU LETNAN SATU NRP 557662



Akhir-akhir ini seringkali kita mendengar kata transformasi,  kata ini seakan menjadi trend baru di kalangan militer bersanding dengan kata reformasi yang sudah lama beredar sebelumnya terutama semenjak runtuhnya orde baru. Orang sering tidak mengerti dengan benar arti sebenarnya dari kedua istilah itu meski telah sering mendengarnya bahkan mengucapkannya. Bagi kebanyakan kita kedua istilah itu hanyalah berkaitan dengan perubahan (yang besar). Padahal implikasi dan konsekwensi dari komitmen terhadap transformasi misalnya, sungguh sangat besar dan tidak main-main. Transformasi mengandung makna perpindahan, dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain yang melampaui perubahan rupa fisik luar saja.

Perubahan yang terjadi ini meliputi berbagai aspek dalam suatu organisasi, seperti juga pada sebuah organisasi militer TNI AD dimana perubahan yang terjadi merupakan perubahan transformasional pada sebuah organisasi didefinisikan sebagai proses perubahan yang besifat mendasar, strategik dan menyeluruh.  Kepemimpinan merupakan salah satu aspek dalam proses transformasi TNI AD, dimana Kepemimpinan transformasional  ini bisa lebih baik dibandingkan kepemimpinan situasional, karena sang pemimpin berusaha untuk mentransformasikan tujuan - tujuan pribadinya kepada tujuan yang lebih tinggi, lebih jauh ke depan, yaitu tujuan kelompok yang lebih luas, bersifat nasional, bahkan global.

Seorang pemimpin militer dengan Kepemimpinan Transformasional akan selalu mengkomunikasikan visi yang memberi inspirasi dan mendorong (memotivasi) para pengikut untuk mencapai hal-hal yang bersifat lebih luas, tinggi, dan bahkan luar biasa. Para pemimpin dalam kepemimpinan ini memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mengatur anggota dan sistemnya sedemikian rupa sehingga semua anggota memiliki integritas tinggi terhadap visi dan misi organisasi. Ciri khas dari Kepemimpinan Transformasional adalah bahwa pemimpin sangat memperhatikan kepedulian dan pengembangan para anggotanya, dia mengubah cara berfikir mereka yang dipimpinnya dengan membantu mereka untuk melihat hal-hal yang lama dengan cara pandang yang baru (out of the box). Pemimpin ini mampu membuat anggota terpesona, bersemangat, dan terinspirasi sehingga mereka semakin bersemangat untuk mencapai sasaran (visi) yang telah ditetapkan bersama. Selain itu, Pemimpin Transformasional mampu membuat visi organisasi menjadi jelas dan lebih mudah dimengerti sehingga menjadi visi bersama setiap anggota, artinya setiap anggota menganggap visi organisasi adalah visinya sendiri. Untuk itulah setiap pemimpin dalam TNI AD harus mampu mewujudkan Kepemimpinan transformasional agar organisasi dan personel yang dipimpinnya memiliki profesionalitas yang tinggi



Menjadi pemimpin militer yang efektif dalam memimpin

Seakan sudah mendarah daging bahwa gaya kepemimpinan seorang tentara pada umumnya cenderung keras, dan otoriter, tidak tergantung suasana dan waktu. Namun seiring perjalanan waktu dimasa reformasi ini Gaya kepemimpinan Militer mulai agak berbeda. Seorang komandan dalam memimpin anak buahnya telah banyak yang lebih mementingkan prinsip kedisiplinan.  Namun, bukan berarti gaya kepemimpinan yang partisipatif ini berlaku pada semua situasi dan kondisi. Ada kalanya seorang pemimpin perlu menerapkan gaya kepemimpinan otoriter terhadap anak buahnya, terutama terhadap bawahan yang bandel.  Berdasarkan teori kepemimpinan sifat (Trait Theory), kepemimpinan model situasional dianggap memenuhi persyaratan sebagai ciri pemimpin yang efektif. Namun hal ini harus ditunjang dengan tingkat kepercayaan diri tinggi, ramah, dapat dipercaya, humoris, antusias dalam mengerjakan segala sesuatunya, dan yang paling menonjol adalah memiliki kecerdasan emosional yang baik.

Memiliki antusiasme dan Motivasi dalam setiap jabatan

Seorang pemimpin militer harus selalu memiliki antusiasme di setiap jabatan yang ditampuknya.  Bukannya malah patah semangat karena jabatannya diturunkan grade nya, tetapi harus malah menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi.  Jika dianalisis menurut empat karakter yang harus dimiliki seorang pemimpin.  Dengan kedewasaannya seorang pemimpin militer diharapkan mampu mengendalikan emosinya, dalam menghadapi persepsi negatif orang lain.  Pemimpin militer juga harus mempunya motivasi yang mumpuni, sehingga mampu mengerjakan pekerjaannya lebih baik dan lebih cepat. 


Peduli atas perkembangan generasi berikutnya

Bentuk kepemimpinan transformasional ini bisa dilihat dalam setiap kesempatan yang ada pemimpin selalu menceritakan segala pengalaman yang pernah dilaluinya kepada para perwira muda, agar bisa mengambil hikmah manfaatnya.  Pemimpin militer yang tangguh akan merasa sayang sekali apabila pengalaman-pengalaman yang baik tidak diteruskan untuk dijadikan pelajaran bagi generasi berikut.  Pemimpin militer juga dituntut mampu mengubah atau mentransformasikan segala kepentingan pribadinya, demi kepentingan negara yang lebih besar setia memberi inspirasi dan mendorong (memotivasi) generasi penerusnya untuk mencapai hal-hal yang bersifat lebih luas, tinggi, dan bahkan luar biasa. memperhatikan  perkembangan generasi penerusnya.

Perubahan gaya kepemimpinan dalam TNI AD atau proses transformasi ini didukung oleh Disertasi penulis dengan judul Gaya Kepemimpinan Militer Dalam Menegakkan Disiplin Tentara Nasional Indonesia (Studi Perilaku Sosial di Ajudan Jenderal  Kodam V/Brawijaya) dimana proses transformasi ini tidak terlepas dari perilaku pemimpin serta adanya faktor pendukung adanya aturan yang berlaku dan Sumber daya yang ada. Hal ini terlihat dari beberapa temuan mengenai  karakteristik seorang pemimpin TNI yang selalu ber berorientasi pada kepentingan anggotanya, Karakteristik kepemimpinan jujur, mempunyai visi, mampu bertindak sebagai inspirator menjalankan tugas organisasi secara efektif dan efisien, Pengambilan keputusan mempertimbangkan saran-saran dari bawahannya serta Kepemimpinan yang demokratis secara konsisten dan bertanggung jawab diorganisasinya. Selain itu dalam perilaku kepemimpinan terkait dengan transformasi kepemimpinan juga tercakup dalam proposisi mayor penelitian yang menyatakan Gaya kepemimpinan militer di dasarkan atas karakter, strategi, komitmen serta loyalitas yang ditunjang oleh faktor internal dan eksternal dalam menegakkan disiplin dilingkungan kerjanya”

  



Kepemimpinan dan Profesionalitas TNI

Komitmen TNI untuk melaksanakan reformasi adalah tekad dan kemauan politik TNI yang ditujukan untuk mewujudkan tentara profesional dalam memerankan diri sebagai alat negara di bidang pertahanan negara. Untuk itu diharapkan TNI menjadi profesional, dan memiliki komitmen untuk menjauhkan diri dari politik praktis, serta berada di bawah kekuasaan pemerintah yang dipilih rakyat secara konstitusional dan demokratis. Mengingat begitu besarnya peran Kepemimpinan TNI dalam menentukan dan mengarahkan kesatuan demi tercapainya suatu keberhasilan, diperlukan adanya integritas yang kuat/mantap bagi seorang Pemimpin TNI dalam aspek moral, etika dan kepribadiannya.

Hal yang menyebabkan perilaku seorang Pemimpin TNI dapat menimbulkan citra yang disandangnya antara lain:

Mempunyai moralitas tinggi dalam memimpin, komandan yang memiliki moral baik dalam pelaksanaan tugas, mampu bertanggung jawab terhadap setiap amanat jabatan yang diberikan kepadanya. Dengan moralitas yang baik maka diharapkan mampu mempercepat proses reformasi TNI dan lingkungan sosialnya dengan menghindari terjadinya pelanggaran HAM serta terhindar dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) yang selalu menjadi sorotan publik



Memiliki Etika yang baik, Pemimpin TNI AD dalam pelaksanaan tugas di lapangan harus dapat menempatkan diri sesuai dengan standar perilaku yang dianggap benar oleh masyarakat setempat khususnya menyangkut hal-hal yang sensitif yaitu keyakinan/kepercayaan. Maka dalam setiap pengambilan keputusan harus memperhatikan aturan yang berlaku di kalangan masyarakat, sehingga tidak melanggar norma-norma ataupun kaidah-kaidah hidup masyarakat setempat. Hal tersebut sangatlah penting guna menghindari terjadinya friksi atau gesekan yang disebabkan kesalahan dalam penempatan etika yang berlaku di wilayah tersebut.


Berkepribadian tangguh, Pemimpin TNI AU harus memiliki kepribadian yang mantap, dapat mengendalikan tingkat emosional, perasaan, sifat, perangai, tabiat, karakter secara stabil dalam melaksanakan setiap penugasan. Kepribadian tersebut digali dari semangat perjuangan dari para pendahulu TNI yang dengan niat tulus berbhakti kepada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

                  Akhir kata Transformasi Kepemimpinan TNI AD mengharapkan seorang figur pemimpin yang dapat mentransformasikan peran kepemimpinannya pada perkembangan organisasi dan masyarakat. Para Pemimpin TNI AD mampu memahami pentingnya kepribadian yang mantap sebagai modal dasar kepemimpinan begitupun dengan pembekalan diri dengan kemampuan mengendalikan pembawaan sifat dan perilaku yang sejalan dengan perkembangan jaman serta kemampuan yang memadai untuk dapat mengelola satuannya secara lebih efektif dan efisien sesuai dengan tugas pokok satuannya. Pemimpin TNI AD harus ikut aktif dalam memahami, mengamalkan dan mempertahankan ideologi negara Pancasila. Mengembangkan rasa jiwa nilai kejuangan dengan mengembangkan nilai-nilai demokrasi. Mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa yang positif dengan tetap membuka diri dari nilai-nilai baru yang hidup dan berkembang dalam peradaban dunia modern serta mengembangkan kepemimpinan TNI sesuai dengan karakter moral yang kuat dalam pembangunan pertahanan dan keamanan nasional.

                        Peran transformasi kepemimpinan TNI AD diharapkan memiliki motivasi yang kuat serta mampu memberikan motivasi kepada anak buahnya. Motivasi atau dorongan kerja ini adalah kemauan kerja yang timbul karena adanya dorongan dari dalam pribadi yang bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan dan kebutuhan pribadi, pengaruh lingkungan fisik, dan pengaruh lingkungan sosial dimana kekuatannya tergantung pada proses pengintegrasian tersebut, sehingga dengan secara sadar berperilaku sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga Tuntutan TNI untuk profesional adalah keniscayaan. Tantangan kepemimpinan TNI saat ini adalah membangun TNI yang profesional, yaitu ahli di bidangnya, disiplin, bertanggung jawab, dan berjiwa korsa yang tepat akan dapat diwujudkan. Selain itu Untuk benar-benar menjadi tentara profesional, TNI harus membayar mahal dengan melepaskan keinginannya berpolitik praktis dan seluruh aset bisnisnya. Seluruh pembiayaan aktivitas TNI diambilkan dari APBN. Sehingga janganlah dianggap penghapusan bisnis TNI merupakan langkah demiliterisasi oleh kalangan sipil. Dibutuhkan figur pemimpin yang mampu mentransformasikan gaya memimpinnya sehingga kesemuanya itu akan mampu mengarahkan TNI untuk menjadi tentara profesional serta bebas dari politik praktis dan bisnis, serta menjadikan TNI tentara yang disegani militer negara lain.

            Demikian sedikit ilmu yang dapat saya amalkan barang kali bisa menambah wawasan khususnya prajurit TNI dan tidak ada salahnya untuk terus menggali pengetahuan dari siapapun sehingga kita selalu memiliki pembanding dalam menimba ilmu.

            Ada istilah ”diatas langit ada langit” begitupun dalam belajar jangan bosan dan malas sesibuk apapun maka ambillah apa yang baik dari tulisan ini dan abaikan bagian yang tidak baik agar kita senantiasa kaya dengan ilmu-ilmu yang baik dan benar.

            Akhir kata semoga karya sekecil apapun kerja kita dengan apa yang kita miliki dan di manapun kita berada, semoga Allah SWT. Senantiasa memberikan jalan terbaik kepada kita dalam mengabdikan diri sebagai prajurit TNI AD.



Dr. H. Rumadi, SE., SH., M.Hum

Pembantu Letnan Satu NRP 557662


No comments:

Post a Comment

Sudah Saatnya Dilakukan Deradikalisasi di Tubuh TNI-Polri

D. Jarwoko Peristiwa penusukan Menko Polhukam Wiranto oleh anggota Jamaah JAD di Menes, Pandeglang beberapa hari lalu setidaknya membua...