Beberapa tuntutan dari profesionalisme prajurit TNI yang harus senantiasa untuk dijaga meliputi aspek keterampilan teknik, aspek keterampilan taktik, dan aspek fisik, serta tak kalah pentingnya adalah aspek non teknik guna mendukung profesionalisme prajurit. Salah satu aspek keterampilan teknik adalah menembak, Prajurit dituntut memiliki kemampuan menembak di segala keadaan medan dan situasi dengan respon dan akurasi yang tinggi, tuntutan pada keadaan ini prajurit tersebut harus terlatih dan dapat menguasai situasi yang muncul secara tiba-tiba dan memilki kemampuan menembak dengan sasaran bergerak serta dapat memperkirakan perkenaan terhadap kemampuan lari lawan di daerah hutan maupun pegunungan.
Kegiatan menembak berhubungan erat dengan aspek fisik dimana Kegiatan menembak, sesungguhnya membutuhkan proses yang teliti mulai dari membuat gambar bidik, mengatur nafas dan menentukan ritme untuk menarik picu sehingga peluru lepas dari senapan menuju sasaran yang dituju sesuai keinginan kita. Untuk melakukan proses tersebut, dibutuhkan persiapan fisik, mental dan keahlian khusus untuk melakukan kegiatan menembak tersebut. Setelah rangkaian kegiatan tersebut selesai, senjata yang kita pakai juga harus dibersihkan dan diperlakukan sesuai dengan standar perawatannya agar mekanisme kerja senapan tetap terpelihara dengan baik.
Kriteria yang harus diperhatikan agar menjadi petembak yang handal:
1. Kesehatan jiwa, merupakan syarat utama dan mutlak untuk dipenuhi karena seorang petembak harus mampu bertanggung jawab atas profesinya karena dia mengawaki dan mengendalikan penggunaan senjata dan munisinya yang apabila disalahgunakan dapat membahayakan keselamatan diri maupun orang lain. Seorang petembak yang kesehatan jiwanya terganggu akan cenderung menyalahgunakan senjatanya manakala dia mendapatkan tekanan masalah yang tidak dapat dia pecahkan dan mencari penyelesaian sendiri dengan menyalahgunakan senjatanya. Kesehatan jiwa adalah faktor yang paling dominan dan vital bagi petembak, karena aspek ini merupakan bawaan dasar manusia sejak dia dilahirkan.
2. Kesehatan fisik. Yang dimaksud sehat fisik disini adalah, bahwa seorang petembak dituntut untuk memiliki fisik yang tidak cacat, organ tubuhnya bisa digerakkan dan difungsikan dengan normal dan tidak memiliki penyakit dalam yang bersifat fatal. Seorang petembak tidak harus memiliki bakat “fisik yang kuat” karena kekuatan dan ketahanan fisik bisa dilatihkan asalkan petembak tersebut memiliki dasar kesehatan yang baik.
3. Bakat. Untuk jadi petembak yang baik memang dibutuhkan bakat, tetapi bakat bukan segalanya karena walaupun seorang petembak tidak memiliki bakat yang baik, tapi bila dia memiliki keinginan yang kuat dan mau berlatih keras hasil akhirnya akan sama dengan petembak berbakat tetapi dia tidak memiliki keinginan yang kuat untuk maju dan berlatih keras. Memang petembak yang berbakat dan memiliki keinginan kuat untuk maju akan dapat mencapai hasil yang lebih cepat dibandingkan dengan yang kurang berbakat. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa petembak berbakat dan yang biasa-biasa memang beda, tetapi hasil akhirnya akan sangat tergantung pada motivasi dan seberapa besar kemauan mereka untuk berlatih keras mencapai kemajuan yang diharapkan.
4. Motivasi. Yang diharapkan disini adalah seorang prajurit yang memiliki motivasi dan semangat untuk berlatih dan menjadi petembak yang mahir dan handal. Motivasi terbaik adalah keingianan yang lahir dari dalam diri seorang petembak, yang dengan kesadaran dan dorongan dari dirinya sendiri ingin maju meraih prestasi terbaik. Apabila didapatkan seorang petembak yang baik tetapi kurang memiliki motivasi tinggi, maka menjadi tugas pelatih, atasan atau rekan untuk membantu memberikan motivasi agar semangat petembak tersebut tetap tinggi dan terpelihara untuk terus meningkatkan diri menjadi yang terbaik di bidang menembak.
5. Disiplin. Seorang petembak diharapkan memiliki disiplin tinggi dalam mengatur waktu untuk dirinya, mulai dari kapan harus latihan, istirahat, makan, pembinaan fisik, dan disiplin terhadap semua ketentuan dan perintah atasan. Petembak yang disiplin akan mudah dibentuk untuk mencapai kemajuan dalam hal menembak seperti yang diharapkan karena dia cenderung untuk mudah mengikuti aturan. Kelima kriteria yang disebutkan diatas semuanya saling berkaitan dan diharapkan semuanya memenuhi standar “baik” bahkan kalau perlu diatas rata-rata prajurit kebanyakan karena kalau salah satu aspek dari lima kriteria tersebut jelek atau kurang, maka hasil akhirnya tidak akan maksimal.
Beberapa hal yang Harus diperhatikan guna peningkatan kemampuan fisik dan menembak meliputi:
1. Persiapan Yang Cukup
a. Olahraga. Untuk melatih pernafasan para petembak sering melakukan olah raga, seperti: bola voli, sepak bola, jogging (lari), senam yoga, berenang dan menyelam di dalam air selama mungkin.
b. Memperhatikan pola makan
1) Pola makan harus teratur setiap harinya.
2) Jangan telalu banyak makan karena kondisi tubuh harus terus dijaga untuk mencegah kegemukan.
3) Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak, perbanyaklah makan buah untuk menunjang stamina.
4) Jangan terlalu sering makan makanan pedas.
5) Usahakan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin dan karbohidrat. Dianjurkan yang banyak mengandung serat dan vitamin A (vitamin yang baik untuk mata/pengelihatan), sebagai contoh: umbi-umbian, kentang, daging dan wortel.
6) Sebelum menembak, makan makanan yang tidak mengandung daging dan diperbolehkan makan daging 3 (tiga) jam sebelum pelaksanaan menembak karena proses pencernaan daging yang lebih lama dibandingkan dengan makanan lainnya
c. Memperhatikan Pola istirahat :
1) Istirahat harus diperhatikan bagi para petembak, jangan tidur terlalu malam agar di pagi hari kondisi tubuh menjadi segar.
2) Laksanakan istirahat secukupnya pada waktu malam hari sekurang – kurangnya 6 jam dan pada siang hari + 30 menit atau maksimal + 8 (delapan) jam sehari. Apabila siang hari melaksanakan istirahat, jangan langsung melaksanakan kegiatan menembak. Usahakan tubuh dalam kondisi stabil terlebih dahulu setelah itu baru melaksanakan latihan menembak.
3) Untuk istirahat minimal tidur malam jam 10.00 dan jangan merubah kebiasaan. Tidur terlalu cepat juga dapat mengakibatkan terbangun pada malam hari dan sulit untuk tidur lagi sehingga dapat mengurangi waktu tidur dan mengganggu pola istirahat.
2. Mempersiapkan Senjata
a. Penyiapan senjata dimulai dari laras senjata yang baik, peralatan picu, cek semua mekanik/bagian yang bergerak apakah ada yang rusak/patah.
b. Apabila menggunakan teleskop dicek terlebih dahulu apakah ada ada goyangan yang dapat mengakibatkan perubahan hasil perkenaan.
c. Laras yang masih dalam kondisi bagus atau alurnya masih bagus apabila ditembakkan perkenaannya akan mengelompok.
d. Sebelum digunakan untuk menembak, usahakan laras kering tidak ada minyak sama sekali.
e. Jangan lupa membersihkan senjata setiap hari agar senjata yang dipakai mempunyai perkenaan yang akurat.
f. Setelah senjata selesai digunakan bersihkan kembali senjata, lumuri pelumas secukupnya pada saat senjata akan digudangkan.
3. Mempersiapkan Perlengkapan Perorangan Lainnya
a. Penggunaan kopel, draghrim dan sling jangan sampai mengganggu pada waktu berada di garis tembak.
b. Perlengkapan yang digunakan dari ujung kaki hingga kepala harus dapat digunakan senyaman mungkin.
4. Memperhatikan waktu berlatih
a. Berlatih bisa dengan cara basah atau kering.
b. Yang dimaksud dengan latihan basah adalah latihan menembak dengan menggunakan peluru tajam. Sedangkan latihan kering adalah dengan melaksanakan latihan acu bidik ataupun drill.
c. Minimal setiap hari harus memegang senjata untuk mengenali picu ataupun pegangannya.
d. Harus sering melatih bidikan dan tekanan/tarikan picu yang sempurna.
e. Latihan yang dimulai pada pagi sampai menjelang siang ditujukan untuk mencari koreksi senjata yang benar, dilanjutkan pada sore harinya untuk mencari perkenaan yang sesuai di sasaran.
f. Pelaksanaan latihan normalnya dilaksanakan pada pukul 08.00 pagi karena kabut sudah tidak ada serta kelembaban udara mulai berkurang.
g. Sore hari dapat dilanjutkan dengan pembinaan fisik atau olahraga.
5. Mengatasi Keraguan Pada Saat Menembak
a. Pada dasarnya keraguan tidak akan terjadi apabila setiap petembak memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri.
b. Berupaya untuk benar-benar mengenal karakteristik senjata yang digunakan.
c. Berupaya memahami kondisi alam/lapangan tembak.
d. Berupaya untuk memahami materi yang akan dilatihkan/ dilombakan.
e. Jangan hanya mencari nilai yang baik tetapi mencari bagaimana caranya dapat membuat dan mempertahankan gambar bidik yang benar.
f. Hindarkan kesalahan di setiap jarak.
g. Konsentrasi penuh.
h. Percaya pada alat/senjata yang digunakan.
i. Lari-lari kecil dapat menstabilkan jantung, jantung akan berdenyut teratur dan keraguan akan hilang dengan sendirinya.
6. Memperhatikan Teknik Menembak dengan NABITEPI (Pernafasan, Bidikan dan Tekanan Picu)
a. Bidikan
1) Dasar pisir dan pejera harus benar-benar sama untuk memperoleh hasil bidikan yang sempurna.
2) Hindarkan terjadinya goyangan dengan cara tangan jangan memegang senjata terlalu keras.
3) Posisi senjata bisa dirubah/digeser ke kanan, ke kiri, ke atas atau ke bawah akan tetapi posisi pisir dengan pejera tetap harus diperhatikan.
4) Pertahankan gambar bidik yang sempurna sampai saat meletusnya senjata.
5) Memperhatikan Gambar bidik dan Jarak Gambar Bidik
b. Pernafasan
1) Pengaturan pernafasan dioptimalkan setelah gambar bidik sudah terbentuk.
2) Setelah menarik nafas secara penuh kemudian tahan nafas, selanjutnya buang secara perlahan sebesar seperempat (25%) sambil menekan picu.
3) Pelihara keteraturan penarikan nafas.
4) Apabila nafas tidak panjang maka akan mengganggu saat penembakan yang menimbulkan goyangan (senjata berputar) saat menembak.
5) Pada saat kita menembak cepat dengan waktu yang sempit kita harus bisa menembakkan sebanyak 5 butir peluru dalam satu nafas atau lebih.
c. Tekanan Picu
1) Picu mulai ditekan setelah gambar bidik terbentuk.
2) Tekan picu menggunakan jari telunjuk secara perlahan sampai senjata meletus dengan sendirinya.
3) Hindari terjadinya goyangan dengan teknik meremas picu yang benar.
4) Jangan sampai ada penambahan tenaga pada pertengahan tekanan picu, tekanan awal sampai senjata meletus harus tetap sama tekanannya. Diibaratkan seperti menarik gas pada sepeda motor, apabila terjadi penambahan tenaga mendadak akan mengakibatkan sepeda motor itu meloncat, sama halnya juga dengan senjata/pistol pasti akan goyang.
5) Tidak boleh ragu untuk mengambil keputusan terutama dalam menembak cepat, tekanan picu ke-2 dan seterusnya jangan ragu-ragu.
Upaya yang dilakukan guna meningkatkan kemampuan fisik dan menembak
a. Berlatih Fisik
Kemampuan fisik yang diinginkan dari seorang petembak adalah: harus memiliki daya tahan terhadap segala macam cuaca; dari mulai hujan, panas, dingin, maupun angin. Hal lainnya adalah kemampuan untuk dapat menahan nafas lebih lama dalam kondisi fisik yang stabil serta memiliki kelincahan dalam melaksanakan gerakan-gerakan tertentu, berjalan dan berlari. Untuk menjadi petembak yang baik, diperlukan kondisi fisik yang kuat dan segar agar selama melaksanakan kegiatan, petembak tidak kelelahan dan kehabisan tenaga. Kondisi fisik yang tidak prima sangat berpengaruh pada saat akan melaksanakan penembakan, oleh karena itu kebugaran fisik merupakan syarat utama bagi petembak. Untuk mendapatkan kondisi fisik yang prima, berikut diberikan beberapa jenis latihan yang dapat dipilih berdasarkan kebutuhan fisik petembak agar didapatkan kondisi fisik yang diharapkan:
1) Melakukan Latihan rutin untuk mendapatkan ketahanan fisik, kecepatan dan kelincahan gerakan.
fisik, dapat diperoleh dengan melaksanakan joging selama 30 menit (maksimal) yang dilakukan pada cuaca yang berbeda (pagi, siang, sore, hujan ataupun panas) diselingi lari cepat (sprint) dengan berlari jinjit dengan jarak 100 M dengan tekanan/tarikan nafas 4/5 kali sampai jarak 100 M. Untuk mendapatkan kelincahan gerakan, dianjurkan untuk melakukan permainan yang tidak menggunakan tangan sebagai alat utamanya seperti bola voli. Permainan yang dianjurkan adalah sepak bola, futsal, polo air, dan berenang selama + 45-60 menit.
2) Melakukan Latihan untuk menguatkan otot
dapat dilaksanakan dengan latihan beban, push up dan sit ups agar otot-otot motorik yang digerakkan selama pelaksanaan menembak senantiasa siap untuk menunjang kegiatan menembak. Latihan penguatan otot juga ditujukan agar otot tangan menjadi kuat sehingga memiliki pegangan teguh saat memegang senapan.
3) Melakukan Senam untuk peregangan otot sebelum melaksanakan kegiatan menembak
agar otot-otot petembak siap untuk melaksanakan kegiatan menembak. Petembak biasa melaksanakan “senam petembak” yang gerakan- gerakannya ditujukan untuk mendapatkan kelincahan tangan dalam menarik picu dan senam mata untuk melatih kelincahan dan ketajaman mata.
b. Melakukan Latihan Pernafasan Petembak
Langkah-langkah dalam melatih pernafasan petembak dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1) Drill pernafasan tanpa menggunakan senjata/sebelum menembak
2) Drill pernafasan menggunakan senjata/saat menembak
Untuk melatih petembak agar memiliki ketahanan nafas yang stabil dapat dilaksanakan latihan berenang sambil menyelam, bermain sepak bola dan senam yoga.
c. Berlatih Teknik Membidik
Teknik membidik yang baik sangat diperlukan oleh para petembak agar peluru yang ditembakkan dapat mengena di sasaran sesuai yang kita inginkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melatih petembak dalam tehnik membidik antara lain:
1) Teknik membidik dilakukan dengan memadukan dasar pisir dan dasar pejera sampai membentuk gambar bidik dan diluruskan ke sasaran.
2) Penempatan gambar bidik di sasaran, tergantung pada jarak penembakan karena setiap jarak tembak memiliki penempatan gambar bidik yang berbeda di sasaran.
3) Dasar pisir dan pejera harus benar-benar sama untuk memperoleh hasil bidikan yang sempurna oleh karena itu dalam membidik, ketelitian sangat diperlukan agar kita mampu mempertahankan gambar bidik yang sudah terbentuk sempurna.
4) Gambar bidik harus tetap dipelihara dan dan dipertahankan karena selama gambar bidik sempurna sampai kita menarik picu maka peluru akan dapat mengenai sasaran sesuai bidikan.
5) Bidikan saat menembak harus selaras dengan pengaturan nafas diikuti oleh konsentrasi penuh, disinilah kunci ketepatan dalam menembak sasaran.
6) Memperhatikan gambar bidik, senjata dan berbagai jarak bidik
d. Berlatih Tekanan/Tarikan Picu.
1) Untuk tekanan/tarikan picu, petembak harus mengerti karakteristik senjata yang petembak gunakan sehingga mereka tahu persis kapan peluru akan meledak agar petembak tidakterkejut saat peluru meledak. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melatih tekanan/tarikan picu petembak antara lain:
a) Jari yang digunakan saat menarik picu tergantung pada kebiasaan, bisa menggunakan telunjuk atau jari tengah, yang lazim dipakai adalah jari telunjuk dengan alasan jari telunjuk memiliki tenaga paling besar terutama bila picu diletakkan di ruas tengah dari jari telunjuk.
b) Picu yang ditarik dengan ruas tengah jari telunjuk posisinya kokoh, berbeda dengan tekanan/tarikan picu yang dilakukan dengan menggunakan ujung jari telunjuk, tekanan/tarikan picu tidak stabil dan ada kemungkinan jari tergelincir.
c) Pada senapan yang masih memiliki perangkat picu yang masih standar, pada saat ditarik, umumnya picu memiliki tiga tahapan sampai terjadinya ledakan munisi, cara menarik picu adalah laksanakan tekanan/tarikan awal, tarik 2/3 tekanan/tarikan, buat gambar bidik yang sempurna, tarik tahap ketiga dengan halus sampai kita tidak merasakan kapan peluru meledak.
d) Tekanan/tarikan/tekanan picu harus konsisten dimana tekanan awal sampai senjata meledak harus tetap sama tekanannya. Saat menarik picu kita tidak boleh ragu- ragu untuk mengambil keputusan sesuai dengan ritme tekanan/tarikan pertama sampai terjadi letusan.
e. Memperhatikan Waktu Berlatih
1) Waktu latihan terbaik untuk berlatih adalah pada siang hari baik di waktu pagi, siang maupun sore untuk menyesuaikan dengan kondisi cuaca pada keadan tersebut.
2) Tidak dianjurkan untuk melaksanakan latihan pada saat hujan karena dapat merusak senjata dan lesan, saat angin kencang latihan menembak juga tidak efektif karena tiupan angin sangat berpengaruh pada lintasan peluru sehingga perkenaan peluru seringkali meleset dari bidikan.
3) Petembak harus melakukan latihan setiap hari agar dapat melatih pernafasan, bidikan dan tekanan/tarikan picu sehingga terbiasa dengan mekanisme penembakan tersebut.
4) Normalnya latihan pada pagi hari dimulai pada jam 08.00 sampai menjelang siang untuk melatih teknik menembak. Siang harinya gunakan waktu untuk mencari perkenaan di sasaran yang sesuai dengan latihan menembak pada pagi harinya. Sore hari dilanjutkan dengan pembinaan fisik.
f. Menyiapkan Senjata bagi Petembak
1) Untuk menyiapkan senjata yang digunakan oleh para petembak diawali dengan mengecek kerja mekanik senjata, memilih laras yang masih memiliki alur yang masih utuh dan bagus, kemudian memodifikasi picu agar dapat digunakan dengan seenak mungkin tanpa menyalahi aturan beratnya tekanan/tarikan picu sehingga dalam tidak ada masalah dalam menembak.
2) Jangan lupa membersihkan senjata setiap hari setelah senjata selesai dipakai dan olesi pelumas sebelum senjata digudangkan tetapi pada saat akan memulai menembak usahakan laras kering, tidak ada minyak didalamnya karena percikan minyak saat peluru meledak dapat membahayakan mata.
g. Cara mengatasi keraguan pada saat berlatih/berlomba (mentalitas).
1) Untuk melakukan dan mengatasi keraguan pada saat lomba, dapat dilakukan dengan pemberian motivasi dan dorongan semangat dari komandan, pelatih maupun teman.
2) Untuk menghindari gangguan pikiran saat akan menembak, apabila ada masalah segera diselesaikan. Begitupun komandan atau pelatih jangan memberikan beban atau target yang melebihi kemampuan petembak karena akan membuat petembak tertekan, merasa terbebani dan tegang.
3) Cara lainnya yang juga efektif adalah, harus ditanamkan kepada petembak bahwa keyakinan pada diri sendiri dan ia mengerti betul semua tindakan yang akan dilakukan, memahami betul senjatanya, situasi lingkungan, cuaca, medan dan materi yang akan dilaksanakan dan serta memahami betul kemampuan pribadinya.
4) Sedapat mungkin petembak diarahkan untuk memusatkan pikiran bahwa lomba sama dengan latihan sehari-hari sehingga pikiran tidak tegang dan anggaplah bahwa pihak lawan adalah teman sendiri pada saat melaksanakan latihan sehari-hari.
5) Prinsipnya jangan ingin mencari nilai yang baik sehingga petembak menjadi tegang tetapi tetap kontrol diri, yakinkan petembak bahwa gambar bidik yang dibuat sudah benar dan upayakan tidak ada kesalahan sama sekali dalam setiap penembakan.
Ada beberapa kegiatan sebelum melaksanakan lomba yang bisa menghilangkan keraguan Contoh: berdoa, membayangkan gerakan yang akan dilaksanakan dan lari-lari kecil untuk menstabilkan denyut jantung, kalau denyut jantung sudah normal maka keraguan itu pasti akan hilang dengan sendirinya.
h. Memperhatikan cara memperlakukan senjata
1) Perawatan senjata harus dilakukan dengan rutin. Membersihkan senjata pada saat akan menembak dan setelah menembak. Bagian-bagian penting yang harus dibersihkan adalah bagian bergerak (mekanik), olesi minyak tipis untuk menjamin kelancaran gerak. Begitupun bagian laras harus tetap bersih agar tidak terjadi gangguan saat menembak.
2) Memperhatikan keamanan saat membawa atau menyimpan senjata supaya tidak merubah kedudukan pisir atau pejera yang sudah disesuikan dengan kebiasaan penembak.
3) Hal terpenting dalam memperlakukan senjata adalah mengenal betul senjata tersebut dengan cara membiasakan petembak untuk membongkar, membersihkan dan memasang senjatanya sendiri sehingga petembak betul-betul mengenal dan mencintai senjatanya.
Demikian upaya peningkatan fisik dan menembak ini di tulis dengan harapan agar dapat memberikan masukan kepada seluruh prajurit maupun pelatih guna meningkatkan kemampuan menembaknya. Tidak ada salahnya untuk terus menggali pengetahuan dari siapapun, sehingga kita selalu memiliki pembanding dalam menimba ilmu. Ada istilah “diatas langit masih ada langit,” begitupun dalam belajar menembak, mungkin saja ada teori atau referensi lain yang lebih baik dari sekedar panduan ini, maka ambillah apa yang baik dari buku ini dan abaikan bagian yang tidak baik agar kita senantiasa kaya dengan ilmu-ilmu yang baik dan benar.
Akhir kata semoga karya sekecil apapun kerja kita dengan apa yang kita miliki dan dimanapun kita berada, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan jalan terbaik kepada kita dalam mengabdikan diri sebagai prajurit TNI AD.
Dr. H. Rumadi, SE., SH., M.Hum
Pembantu Letnan Satu
NRP 557662
Bati Seldik Urbinkar Siminperspra Ajendam V/Brw
No comments:
Post a Comment